Dalam Hal Belajar Tidak Ada yang Sia-Sia
Rintik-rintik air mengguyur gazebo depan Pascasarjana, sejak pagi tadi. Tidak seperti biasanya, kami rapat redaksi di tempat ini. Di tengah kesibukan masing-masing kami tetap rapat. Demi keberlangsungan berita pers mahasiswa kampus kami.
Menjalani kuliah dan mengikuti organisasi di kampus maupun di luar kampus seringkali membuatku kewalahan. Mengikuti organisasi pers mahasiswa satu-satunya di kampusku seringkali sudah membuatku susah mengatur waktu. Di tambah mengikuti kursus bahasa Inggris yang cukup menyita waktu.
Aku tipe orang yang susah banget bangun pagi. Pasang alarm setiap hari, setiap hari pula tak matiin tros tidur lagi. Selalu berniat menikungmu di sepertiga malam, tapi selalu terlewatkan kwkwkk. Hingga akhirnya kamu pun menjadi miliknya. Pun dengan mimpi-mimpiku yang seringkali terabaikan karena hal ini.
Bapak emakku sampe males bangunin, apalagi waktu sahur. Rencana dan target buanyak, yang terlaksana hanya beberapa. Tiap pagi berencana nanti tidur nga kemaleman, Bagun pagi. Nyatanya bangun tetap siang, tidur selalu jam 11 malem keatas. Pagi menyesal, malam diulangi, begitu seterusnya sampai semester 6 ini.
Harusnya tidak seperti ini, sudah tua nga nyadar-nyadar. Berkali-kali menyesal, tetap saja dilakukan. Seringkali aku mengalami titik terendah dalam hidup. Terutama dalam hal membahagiakan orang tua. Seringkali merasa menjadi beban sekali untuk orang tua.
Menjalani aktivitas baik organisasi, kuliah maupun rumah seringkali kurang dalam bercengkrama dengan mereka. Waktuku tersita untuk tanggung jawab dan dunia sendiri.
Namun, aku tidak pernah menyesal mengikuti ini itu. Sering dibuat terpana dengan orang-orang di dalam organisasi yang aku ikuti. Kok bisa ya orang sehebat itu. Kok bisa ya orang se-cerdas dan se-kritis itu. Kok bisa ya bagi waktu seketat itu. Kok bisa ya konsisten dengan berjalan terus sesuai tujuan. Kok bisa ya se-sukses itu di masa muda. Kok bisa orang seumuranku se-multitalent itu. Dan kok, kok bisa yang lainnya.
Dengan mengikuti berbagai organisasi ini paradigmamu menjadi bertambah luas, wawasanku ikut bertambah pun dengan pengalaman. Jadi tahu skill-ku apa saja, yang aku sukai dan kelebihan ku apa. Betapa berharganya aku. Betapa banyak yang yang harus aku pelajari. Betapa ketertinggalannya aku selama ini. Betapa salah kaprah pemikiranku selama ini.
Aku yakin dalam hal belajar tidak ada yang sia-sia, belajar apapun itu selagi bermanfaat dan tidak merugikan orang lain. Dalam tulisan ini terselip doa, semoga yang membaca tulisan ini juga mau berkenan mendoakanku. Harapanku semoga bahuku semakin kuat, bisa menyikapi dan mengambil keputusan dalam segala hal dengan tepat dan tentunya lebih bisa menyukuri hidup. Aku sangat berharap setelah lulus kuliah ini tidak lagi menyusahkan orang tua, setidaknya dengan ilmu dan beberapa skill yang aku miliki bisa mengantarkan ku menuju kehidupan yang layak. Bisa mencukupi kehidupanku sendiri tanpa minta. Dan semoga bisa lebih membahagiakan keluarga dan orang-orang tercinta.
Tetap semangat belajar, meskipun melelahkan. Bukankah Imam Syafi'i pernah bilang, "Jika kamu tidak sangguo menahan lelahnya belajar, maka harus sanggup menahan perihnya kebodohan".
Written : Artika Lusiani
28 Januari 2021
Komentar
Posting Komentar