Berani Bermimpi Harus Berani Menderita




Setiap insan tentu pernah memiliki mimpi dan harus memiliki mimpi. Manusia tanpa mimpi tentu hidupnya tidak ada tujuan, sudah dipastikan tidak akan menggapai apapun selama hidupnya. Tetapi mimpi juga harus dibarengi dengan usaha untuk menggapainya. Tanpa usaha mimpi hanya akan menjadi bunga tidur atau angan-angan belaka.


Berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, dijelaskan bahwa orang yang memiliki impian besar dan tujuan hidup yang jelas berisiko 15 persen lebih rendah meninggal selama 14 tahun. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa impian dan tujuan hidup sangat penting untuk memberikan motivasi dan kehidupan yang baik. Tetapi tidak semua orang mudah menentukan mimpinya, kalaupun sudah menentukan, tidak semuanya berani menunjukkan apalagi menggapainya. Karena mimpi selalu berbanding lurus dengan usaha untuk mencapainya. Semakin tinggi mimpi, semakin membutuhkan usaha yang lebih tinggi untuk meraihnya.


Banyak orang ketika ditanya tentang mimpi dan cita-cita menjadi gelagapan. Hal ini terjadi sejak saya SD sampai Perguruan Tinggi. Kenapa hal ini bisa terjadi?. Umumnya disebabkan karena mereka masih bingung ingin menjadi apa kedepannya, dan jikalaupun sudah mengetahui mimpinnya, beberapa diantara mereka masih takut dan malu untuk menunjukkannya, dengan alasan takut ditertawakan. 


Tentu hal tersebut harus segera diatasi. Semakin lama mengetahui apa yang dinginkan, maka akan semakin tidak jelas hidup dan waktu dan tenaga akan terbuang sia-sia. Cara menentukan mimpi sebenarnya mudah, yaitu dengan lebih mendengarkan kata hati. Buatlah beberapa pertanyaan, yang bisa kamu tanyakan dengan dirimu sendiri. Kemudian tulis apa yang ingin kamu capai dan pikirkan dengan matang, selain itu cobalah semua hal yang ingin kamu lakukan tetapi jangan takut gagal, tentukan apa yang membuatmu benar-benar bahagia, bebaskan dirimu dari penyesalan dan kenali penyebab kamu tidak menyukai sesuatu, pastikan kamu selalu bersemangat melakukannya.


Setelah menentukan impian, langkah selanjutnya adalah mewujudkannya. Dalam mewujudkan impian tentu akan mengalami banyak kendala, baik internal maupun eksternal. Kendala internal ada di dalam diri seperti, malas, ragu, rendah diri, minder, tidak yakin dan takut. Sedangkan masalah eksternal biasanya adalah ejekan teman, tidak ada dukungan, diragukan orang tua, dan dijauhi oleh orang-orang terdekat.


Semakin tinggi impian, maka rintangan untuk meraihnya juga semakin besar. Tetapi bukankah setiap masalah ada jalan keluarnya?. Bukankah Allah tidak akan membebani suatu kaum di luar kemampuannya?. Dan bukankah Allah tidak akan merubah suatu kaum jika kaum tersebut tidak mau berusaha merubah dirinya?. Hal ini bisa dijadikan acuan jika kamu ingin menyerah.


Menurut saya mimpi memiliki kekuatan yang luar biasa, seseorang boleh lumpuh kakinya tetapi jangan dengan mimpinya. Seseorang boleh miskin harta, tetapi jangan sampai miskin mimpi. Banyak sekali orang-orang yang memiliki keterbatasan, tetapi mampu meraih yang dimimpikannya. Salah satunya adalah Stephen Hawking seorang Teoritis Bahasa Inggris yang menderita neuron motorik. Penyakit tersebut menyebabkan ia sulit menggerakkan lengan, kaki, dan wajah. Namun prestasinya dibidang akademik luar biasa dan ia telah menerima banyak penghargaan, diantaranya anggota kehormatan dari Royal Society of Art, Presidential medal of Freedom, dan anggota seumur hidup dari Pontificial Academy of Sciences.


Seharusnya kita malu dengan mereka yang memiliki keterbatasan fisik tetapi prestasinya melejit, sedangkan kita yang normal fisik hanya menjadi manusia biasa-biasa saja. Kita baru diejek dan dihina saja sudah menciut semangatnya. Padahal hidup kita adalah tanggung jawab kita bukan tanggung jawab orang lain. Seharusnya kita lebih cerdas lagi menyikapi semua, dan berusaha dengan keras untuk mewujudkannya. Karena Tuhan pasti bersama dengan orang-orang yang mau berusaha, lalu kenapa kita masih takut mewujudkannya?. A


Ahmad Rifai Rifan dalam bukunya mengatakan bahwa, “Sudahlah, jangan pernah mengejar nama baik dan popularitas. Asal Allah ridha, Sikaat! Popularitas hanyalah efek samping yang kadang jadi media agar kita menjadi teladan bagi sesama”. Selain fokus pada tujuan, sebaiknya kita mengevaluasi lagi niat kita yang sesungguhnya. Tujuan kita melakukan impian ini untuk apa?, jika memang hanya untuk meraih popularitas sebaiknya hentikan saja mimpimu. 


Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga dalam bukunya yang berjudul Berani Tidak Disukai, menjelaskan bahwa seharusnya kita membuat pembagian tugas. Tugas kita adalah terus maju dan terus berbuat kebaikan, jika orang lain tidak menyukainya itu tugas mereka bukan tugas kita, jadi kita tidak perlu memperdulikannya karena hanya akan menguras tenaga. Selanjutnya saya benar-benar menemukan kata-kata mutiara dalam buku tersebut, yaitu “Jika kita berani bermimpi, seharusnya kita tidak takut dibenci”. Kita harus berani untuk tidak disukai, karena tidak semua orang paham dengan mimpi-mimpi kita. Jadi sebaiknya kita terus berusaha untuk menggapai mimpi kita sampai mendapatkannya, tanpa peduli penilaian negatif orang lain terhadap kita. 


Hidup adalah tanggung jawab setiap pribadi, begitu pula dengan impian. Teruslah berusaha dengan maksimal untuk meraihnya, karena proses tidak akan menghianati hasil.


Setiap manusia pasti memiliki mimpi, tetapi tidak semua berani menunjukkan dan mewujudkannya. Hambatan untuk mewujudkan mimpi ini berasal dari faktor internal dan eksternal. Sedangkan mimpi tidak akan pernah samapai jika kita tidak berusaha dan berani mewujudkannya. Dibutuhkan mental yang kuat dan tangguh untuk dapat mewujudkan impian. Jika kita tidak berusaha mewujudkan impian, maka kita harus siap menjadi pekerja untuk mewujudkan mimpi orang lain. 


Written: Artika Lusiani

Sumber:

Ahmad Rifai RIfan. “The Perfect Muslimah.” Jakarta: PT Elex Media Kamputido, 2012.

Annisa Suryanie. “6 Penyandang Disabilitas yang Sukses Menjadi Tokoh Dunia,” t.t. https://www.liputan6.com/disabilitas/read/4075378/6-penyandang-disabilitas-yang-sukses-menjadi-tokoh-dunia.

Hardiana Noviantari. “8 Cara Jitu Mengetahui Apa Yang Benar-Benar Kamu Inginkan dalam Hidup,” t.t. https://www.hipwee.com/motivasi/8-cara-jitu-mengetahui-apa-yang-benar-benar-kamu-inginkan-dalam-hidup/.

Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Berani Tidak Disukai. Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2020.

Kun Sila Ananda. “Orang yang Memiliki Impian Ternyata Lebih Panjang Umur.” Merdeka.com, t.t. https://www.merdeka.com/sehat/orang-yang-memiliki-impian-ternyata-lebih-panjang-umur.html.

Samuel Theoderus. “Cara Untuk Mengetahui Apakah Karir Impianmu Adalah Benar Mimpi Tertulusmu,” t.t. https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/elvendigital/4-cara-untuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan paradigma anak dan orang tua

[Review] Novel The Perfect Muslimah_Ahmad Rifa’i Rifan

Untuk Manusia-Manusia Datar, yang seringkali Termarginalkan