Efek Gabut Padahal Sibuk

Seringkali aku bingung dengan diriku sendiri.  Kadang aku merasa menjadi orang yang ramah, humble mudah bergaul dengan siapapun. Beberapa saat kemudian menjadi orang yang cuek. Kadang menjadi pemberani dan menggebu-gebu untuk mencapai keinginan dan tujuan juga sangat terbuka dengan hal baru. Beberapa waktu juga menjadi penakut, minderan, tertutup dan sulit menerima kritik dan saran.


Aku adalah tipe orang yang melanklonis, mudah tersentuh dan mudah baper, mudah menangis. Mudah jatuh cinta dan mudah mengagumi seseorang. Menjadi orang yang mudah jatuh cinta sekaligus susah move on, sangat menyusahkan diri. Untuk pembaca setia yang susah move on pasti tau lah rasanya wkwkk. 



Menghadapi karakter diri yang suka berubah-rubah kadang membuat kesal diri sendiri. Bagaimana tidak, memiliki kepribadian yang berubah-ubah seringkali dicap plin plan dan tidak berpendirian. Denga. Karakter yang berubah-ubah tersebut, juga membuatku sulit membranding diri. Aku saja bingung. Sering kali bertanya, aku ini ingin diberlakukan seperti apa, aku ini siapa.


Selain itu, aku juga orang yang seringkali tidak menghargai apa yang sudah ku miliki, baru menyesal setelah bukan menjadi milikku lagi, ini berlaku dalam hal apapun. Bahkan aku pernah ditebak kepribadianku oleh wali kelas XII SMAN 1 Pekalongan, pak Tio namanya. Bahwa aku adalah orang yang ketika menyukai dan disukai seseorang pasti akan mengabaikannya, baru setelah orang itu pergi jadi sadar kalau sebenarnya juga menyukainya, hal ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Bener sih, valid no debat wkwk. Sebenernya buat menguji sih, seberapa seriusnya sama aku, orang susah move on ya harus mengantisipasi ekstra buat menjaga hatinya. 



Dalam hal perasaan, aku sangat selektif untuk tidak mudah menjatuhkan hatiku. Tapi ya kadang manusia bisa berencana, tapi Tuhan maha segalanya. Dalam hal perasaan doaku hanya satu, semoga kalau sampai waktunya diberikan pasangan hidup yang terbaik versi-Nya, sedangkan untuk saat ini agar dikuatkan hatinya wkwkk.



Aku adalah orang yang menyukai banyak hal, terutama hal baru dan penuh tantangan. Tapi hal yang paling aku sukai adalah membaca dan menulis. Tapi aku susah mengatur waktu, suka telat kurang disiplin ini adalah penyakit terbesarku. Aku juga orang yang sangat menyukai kebebasan mengekspresikan diri, melakukan apapun yang aku sukai sampai diriku sendiri yang membatasi.


Aku bukan orang introvert bukan juga ekstrovert. Jika marah atau kecewa aku lebih memilih menjauh atau menyendiri. Klo kalian nemuin aku lagi banyak diem, berarti aku sedang ingin sendiri karena hawanya pengen ngegas nga karuan. Walaupun kata orang yang belum mengenalku menpertanyakan, apakah aku bisa marah. Sebenarnya itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Setiap orang pasti bisa marah, tapi yang susah adalah mengendalikannya, meredamnya agar tidak melakukan dan mengambil keputusan yang salah, yang berakibat penyesalan. 


Dulu aku kira orang dewasa adalah orang yang pandai marah marah, orang yang  ditakuti banyak orang. Ternyata salah, justru orang dewasa adalah orang yang ketika marah ia masih bisa tetap tenang. Ia yang mampu meredam amarahnya, seakan tidak ada apa-apa, orang yang dapat bertindak dan bersikap bijak juga tepat. 


Dalam hal kerja keras aku merasa bahwa diriku masuk kedalam golongan ini, namun untuk kerja cerdas aku belum bisa. Aku tipe orang yang random, melakukan apapun yang aku sukai.


Sekarang aku tidak peduli orang mengenalku sebagai apa, terapi aku adalah seorang pembelajar yang ingin terus belajar. Beberapa waktu lalu, aku terlalu peduli dengan orang lain tapi malah diriku sebdiri yang menjadi sangat dirugikan. Mulai saat ini, aku hanya ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan, terserah orang mengenalku sebagai apa, yang penting aku tidak menggangu orang lain. Ya tetap lanjuttt.


Tulisan ini ditulis ketika sedang gabut-gabutnya, padahal kerjaan menumpuk. Apapun aktivitas yang kamu lakukan, jangan lupa untuk tetap bahagia dan tetap menjadi pribadi yang merdeka.


Written : Artika Lusiani


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan paradigma anak dan orang tua

[Review] Novel The Perfect Muslimah_Ahmad Rifa’i Rifan

Untuk Manusia-Manusia Datar, yang seringkali Termarginalkan